Lagi - Lagi Awak Media Mengalami Intimidasi Oleh Oknum Pengelola SPBU di Rembang

THI. Rembang - Lagi - lagi awak media mendapatkan intimidasi dari salah satu pengelola SPBU di kabupaten Rembang dengan tidak terimanya atas pemberitaan terkait dugaan kelabui konsumen, SPBU Gedongmulyo palsukan pertalite di nozzle pertamax demi raup untung lebih.

DOK/THI/RWAN/RED.

Pasalnya dalam pemberitaan tersebut dicantumkan penjabaran kronologis asal mulanya terbit pemberitaan, dimana kejadian yang alami oleh pimpinan redaksi mediakpk.com Arfan Angga Aqida saat mengisi bahan bakar untuk kendaraannya. Ia sempat membuat video pada saat menguji karena ketidak yakinan dia akan bensin pertamax dan pertalite setelah dituang di botol dan hasilnya warnanya adalah sama.

Dari situlah muncul asumsi kecurigaan terhadap pihak SPBU diduga bermain curang dalam penjualan bahan bakar jenis Pertamax.

Ditemui oleh pengelola SPBU inisial (P), saat sedang ngopi, pimpinan mediakpk.com Angga Aqida terkejut, pasalnya dalam kejadian tersebut, ia mendapatkan intimidasi serta perkataan yang terbilang keras serta menyudutkan, kamis tgl (28/12/23).

"Dalam hal ini pengelola SPBU mengeklaim bahwasanya awak media mencari gara - gara," ucapnya, menirukan ucapan inisial (P).

Tugas kami sebagai awak mediakan sudah jelas tertera dalam UU no.40 THN 1999 dengan uraian "Adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan meyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.

Ia melanjutkan," lalu kesalahan kami terletak dimana, bahkan ia mengancam akan melaporkan awak media kepada polisi," terangnya.

Kami berjalan sesuai prosedur, lewat klarifikasi, disertai dengan alat bukti kok, jika memang tidak sesuai dengan dugaan apa yang kami beritakan, tentunya bisa di sampaikan secara baik- baik, agar kami awak media tentunya dapat memberitakan kembali.

Dengan apa yang kami beritakan kok malah mencak-mencak, justru itu malah menambah kecurigaan kami sebagai awak media, ada apa kok sampai tidak ingin diketahui oleh publik," imbuhnya. (RED/TIM)