Soliditas TNI, Kodim PATI Gelar Wawasan Kebangsaan di Aula SMK NU Desa Pegandan

TH.Indonesia. PATI - Kodim 0718 Pati kembali menggencarkan kegiatan untuk memperkokoh kecintaan kepada bangsa dan negara khususnya dikalangan anak muda generasi penerus Bangsa yang dilaksanakan hari ini di aula SMK NU desa Pegandan kecamatan Margorejo Pati.

Kapten Kusmiyanto saat memberikan wasbang bagi Mapaba Raya.

Kali ini Perwira Seksi teritorial kodim 0718 Pati Kapten Inf Kusmiyanto memberikan materi tentang Wawasan Kebangsaan dalam rangka MAPABA RAYA (Masa Penerimaan Anggota Baru) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Joyo Kesumo STAI Pati dengan mengusung tema “Melahirkan Anggota Yang Adaptif Dalam Menghadapi Tantangan Zaman“, Sabtu tgl (24/10/20).

Dalam materi yang disampaikan oleh Pasiter Kodim 0718 Pati Kapten Inf Kusmiyanto didepan panitia dan para peserta sekitar 40 orang tersebut, pemateri memberikan tentang Wawasan Kebangsaan yang mengulas seputar tantangan Internal antara lain Kultur hukum masyarakat, kesadaran aparat pelaksana dan penegak hukum, serta kultur dan etika politik.

Di dalam penyelenggaraan pemerintahan negara belum memadai untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar Pancasila dalam berbagai kebijakan negara sehingga dapat melemahkan rasa persatuan dan kesatuan (nasionalisme), patriotisme dan jati diri bangsa, serta kepribadian nasional yang bersumber dari nilai-nilai dasar Pancasila di kalangan generasi muda, masyarakat, dan aparatur penyelenggara pemerintahan negara.

Menurut Kapten Kusmiyanto, Melemahnya nilai-nilai kerukunan dan gotong-royong, kohesivitas sosial, serta berkembangnya sikap intoleran didalam masyarakat dapat membahayakan integrasi bangsa dalam wadah NKRI dan Potensi berkembangnya regulasi-regulasi dan kebijakan-kebijakan didaerah yang menggunakan paham-paham yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar Pancasila dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, yang menggerus nilai-nilai nasionalisme (prinsip persatuan & kesatuan bangsa).

“Sedangkan Tantangan secara Eksternal antara lain, masuknya paham radikalisme dan fundamentalisme yang menggunakan atribut agama dalam kehidupan masyarakat.

Paham ini juga mengembangkan doktrin/ajaran kepada para pengikutnya diberbagai negara untuk membentuk negara transnasional,” terangnya.

Pemateri juga menjelaskan bahwa paham seperti ini tidak saja mengancam kedudukan Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara akan tetapi juga mengancam kedaulatan wilayah negara, pengaruh globalisasi.

Dan juga berkembangnya dampak negatif teknologi informasi yang menembus sekat dan batas teritorial negara, serta mengancam kedaulatan negara dan pengaruh paham neo-liberalisme, kapitalisme dan bentuk-bentuk imperialism ekonomi baru dari negara-negara asing yang memiliki kepentingan ekonomi dan ingin mengeksploitasi dan menguras kekayaan sumber daya alam Indonesia.

“Permasalahan-permasalahan kebangsaan tersebut, yang saat ini dihadapi Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi informasi berupa masuknya paham-paham radikal ke Indonesia yang membawa fanatisme sempit dan intoleransi dan berujung pada separatism dan terorisme yang tidak sesuai dengan identitas nasional bangsa Indonesia yang berdasar Pancasila,” sambung Kusmiyanto.

Diahir materi dia mengingatkan bahwa Peran dan tanggungjawab untuk mengatasi masalah kebangsaan bukanlah tanggungjawab segelintir orang saja melainkan tanggungjawab seluruh komponen/lapisan masyarakat.

“Salah satu bentuk masalah kebangsaan ialah Radikalisme. Radikalisme ini tidak semata hanya dipandang sebagai tindakan kriminal dan aksi teror saja terhadap aturan hukum yang diberlakukan Negara, tetapi juga harus dilihat sebagai bentuk gerakan terencana dan sistematis untuk mendekonstruksi Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara, serta ancaman terhadap kedaulatan Negara adalah menjadi tanggungjawab Negara,” tegasnya. (Amin)