![]() |
Rina Istiqomah Kustanti kepala sekolah SMPN O1 Sidoharjo Wonogiri. |
THI. Wonogiri - Gejolak budaya tak lepas dari sebuah era yang di katakan kemajuan teknologi tak lepas dari sebuah perkembangan teknologi kadang merusak mental putra bangsa yang tidak disadari oleh orang tua pada umumnya, senin tgl (10/06/25).
Dengan membiarkan anak didik yang sudah lepas kendali, dengan membiarkan mereka lebih mengenal dunia luar yang sebenarnya sangat merusak mental juga otak anak, maka orang tua dan guru harus bersama dalam satu kesamaan, untuk membimbing putra-putri calon pewaris negeri ini siap mental dengan hati bersih, untuk menjadi pendekar tangguh di negerinya sendiri.
Tentu saja ini tidak lepas kita sebagai orang tua dan guru yang seharusnya mengenalkan pada anak untuk lebih tahu tentang adat dan budaya leluhurnya, yang terangkum dalam seni dan budaya.
Dengan seni dan budaya anak akan mempunyai rasa memiliki dan hal itu merupakan didikan awal pada anak untuk mendekatkan seni dan budaya.
Seperti halnya sebuah sajian tari yang di munculkan oleh nenek moyang kita sebagai orang Jawa, sangat besar manfaatnya untuk diperkenalkan pada anak, dan anak juga menjadi pelaku untuk ikut mengemban seni yang adi luhung ini.
Juga seperti yang dilakukan oleh Arum Kristantari, dalam menyentuh putra-putri didiknya dengan cara yang berbeda.
Anak diajarkan untuk mandiri dan punya kebebasan untuk berkreasi, menggelar kekuatan ide bersama anak, tentu saja karya seni tari yang di munculkan selalu bersinergi dengan alam, manusia, dan lingkungan hidup yang tentu saja itu adalah embrio sang pengkarya untuk menciptakan pola tata gerak tari yang harmonis, namun tidak lepas dari kekuatan pola gerak tari tradisi yang sudah di wariskan oleh nenek moyang kita sebagai orang Jawa.
Seperti yang di katakan oleh Arum Kristantari, bahwa kekuatan anak dalam mencapai suatu pengkaryaan tidak boleh di batasi tentang ide-ide kreatif anak.
Ketika kita menyiapkan masa depan anak untuk menjadi tokoh dalam industri seni, maka kita tidak menyiapkan anak untuk menjadi mesin foto kopi.
Tapi anak harus di bekali dengan kebebasan dalam kekuatan hatinya biar menjadi sang kreator di segala bidang dengan kecemerlangan otak mereka," kata Arum sebagai guru seni budaya sambil tersenyum.
Di bawah naungan SMPN 1 Sidoharjo, Rina Istiqomah Kustanti sebagai kepala sekolah sangat mendukung kegiatan yang di lakukan oleh Arum Kristantari, pegiat seni dan budaya yang masuk dalam anggota sanggar OMAH KAYON.
Imbas dari pelatihan seni dan berkarya seni tari, sudah menjadi bukti bahwa kekayaan budaya kita dengan sentuhannya bisa di nikmati banyak orang dan tentunya juga menjadi garda depan untuk konsep dan karya yang ada di kabupaten Wonogiri kedepannya.
![]() |
Arum Kristantari pengiat seni dan budaya omah kayon Wonogiri. |
Ibu Sri Retno Setyowulan sebagai ketua Sanggar OMAH KAYON yang ada di Wonogiri mengapresiasi kegiatan tersebut.
Bahkan beliau mengatakan, "Poros kekuatan dalam mengajarkan anak pada seni dan budaya harus di awali sejak dini. Untuk memupuk rasa cinta terhadap Seni Jawa yang ada, selain mengajarkan pada tatanan, moral, dan anak akan terbawa dalam kesantunan sampai dewasa kelak.
Seni dan budaya adalah sentuhan hati anak akan pentingnya kita sebagai orang timur yang punya filosofi kehidupan bahwa “tataran kehidupan di mulai dari memperkenalkan anak tentang budayanya sendiri," tutupnya sambil tersenyum. (RED)