Kedua Anak Kepala Desa Plaosan Terduga Kuat Aktor Tawuran SMK Taruna Bangsa & SMK Cluwak Satu Mengalami Luka Bacok Serius

THI. Pati - Miris tawuran antar pelajar kembali merajalela diwilayah hukum kabupaten pati, tindakan tidak terpuji ini kembali memakan korban, rabu tgl (21/02/24).

Dok/Korban tergeletak lemah tak berdaya (AS).

Tidakan anarkis terjadi pada kejadian pada hari malam minggu tanggal 11-02-24 sekitar pukul 02.15 wib dini hari.

Tepatnya di depan cafe bersebelahan dengan pom bensin yang belum beroprasi di kecamtan margoyoso terjadi pertarungan antar dua SMK ternama di pati selatan dan pati utara.

SMK Tunas Bangsa desa panti rejo Gabus dan SMK Cluwak yang dari SMK taruna bangsa kurang lebih berjumplah 60 anak dan sekitar 25 anak dari SMK cluwak.

Pada sa'at tim media melakukan wawancara kusus dengan (AS) (korban carok) menjawab pertanyaan media, ia menjelasakan bahwa pada sa'at peristiwa tawuran terjadi.

Korban berboncengan montor dengan temannya kebetulan melintas di jalan tersebut, karena keada'an lagi saling serang dengan memakai sajam jenis celurit dan sajam lainnya.

Korban (AS) dan temannya ketakutan dan berbutar arah balik, dengan maksud meninggalkan kejadian tawuran yang mana aktor intelektualnya adalah inisial (FZ) (kakak) dan adiknya inisial (RG) (adik) masih sekolah di SMK cluwak keduanya anak kepala desa plaosan kecamatan cluwak kab. Pati inisial (AR).

Karena keada'an gelap korban salah sasaran bacok mengenai pungung korban (AS) dan kawannya terkena pukulan di mukanya yang di duga dilakukan oleh murid SMK taruna bangsa patirejo Gabus.

Setelah mengalami pembacokan di kepala dan bahu belakang, korban lalu di larikan kerumah sakit tiga hari di rawat di icu rumah sakit selama 3 hari.

Sa'at di rawat dirumah sakit orang tua pelaku pembacokan membesuk di rumah sakit untuk membahas tangung jawab atas  pembacokan tersebut.

Namun setelah dari rumah sakit belum ada tangapan serius dari keluarga kepala desa plaosan perwakilan murit smk cluwak, namun anehnya orang tua aktor intelektual tragedi pembacokan itu hanya skeptis saja.

Sa'at di tanya kapan akan memeberi ganti rugi baik material maupun inmaterial selain luka tujuh jahitan korban mengalami trauma, eh bukan merasa iba malah bapak kepala desa menjawab dengan nada memyepelekan korban.

Dengan bahasa jawa "yoo ngko wong tuone murid sing anut tawuran bengi kuwi tak jaluk ane sumbangan sak iklase kango korban", "Ya nanti semua orang tua murit yang anaknya ikut carok pada malam itu, biar saya kumpulkan tak mintai sumbangan untuk mbantu korban kata kepala desa.

Dan di tambah lagi bahasa meyepelekan yang keluar dari mulut.kepala desa kepada keluarga korban". Dengan logat jawa pati "wes gak sah mbok pikir nek masalah rumah sakit"//,udah ngak usah dipikir biaya rumah sakitnya...?

dengan nada merendahkan keluarga korban,kalimat itu di ucapkan oleh kepala desa orang tua dari kedua anak yang menjadi aktor intelektual peristiwa pembacokan salah sasaran.

Hinga sa'at ini keluarga korbanpun belum mendapat pertangung jawaban dari keluarga pelaku, padahal kejadian tiga mingu kurang lebihnya sebelum pemilu dan  sampai sekarang keluarga korban belum beriktikat baik.

Agar menjadi perhatian bagi orang tua apa lagi seorang pejabat pemerintah kepala desa bisa mendidik anaknya atau memberi contoh warga masyarkat dan kepada pihak APH agar segera menangkap para pelaku setelah perkara ini di laporkan karna tidak ada solusi kekeluargaan alias pihak keluarga SMK cluwak tidak mempunyai iktikat baik. (Tim/Cip)