Warga Desa Plumbungan, Keluhkan Jalan Utama Menuju Desa Rusak Parah

TH.Indonesia. Pati - Sejumlah warga Desa Plumbungan, Kecamatan Gabus Kabupaten Pati mengeluhkan akses jalan poros desa yang sudah sejak tiga tahun lebih dibiarkan rusak parah, Rabu tgl (30/01/19).

Jalan poros menuju desa rusak parah dari tahun ke tahun, apalagi mudim jujhu tiba.

Jalan desa Plumbungan yang menghubungkan dari Gapura timur menuju poros jalan utama sepanjang 500 m rusak parah hingga depan pengusaha selep padi atau Roosmild milik bpk Sahuri.

Selain aspalnya mengelupas, hampir seluruh jalan tersebut berlubang dengan kedalamaan 5 sampai 25 cm.

Desa plumbungan adalah desa strategis di sebelah selatan kota Pati karena di desa ini ada jalan penghubung antara jalan raya Pati - Gabus dengan jalan raya Pati - Kayen.

Oleh karena itu mulai tahun 2010 jalan alternatif penghubung tersebut di ambil alih oleh PU dalam membangun pembetonan jalan maupun pembangunan talud semuanya dalam tanggung jawab dinas Pekerjaan Umum pemerintah kabupaten Pati.

Namun belum semua jalan poros desa Plumbungan ini mulus dan nyaman untuk dilewati. Penyebab kerusakan jalan, salah satunya sering kali dilewati kendaraan truck bermuatan berat.

Seperti halnya jalan penghubung Desa Plumbungan dan Desa Koripan dan arah desa Penanggungan kecamatan Gabus Pati. 

Jalan sepanjang kurang lebih 500 meter ini dibiarkan rusak, sehingga membahayakan pengguna jalan.

Jalan rusak ini sudah berlangsung hampir 3 tahun lebih. Ironisnya, jalan poros desa ini lokasinya tidak jauh dari jalan utama Gabus - Pati. 

Kerusakan jalan disebabkan sering kali dilewati kendaraan truck atau kendaraan lain yang bermuatan, kerusakannya hampir merata sepanjang jalan desa kurang lebih 500 meter.

Salah satu warga, saat melintasi menjelaskan, “pengguna jalan, terutama kendaraan roda dua harus ekstra hati hati saat melintas karena jalan sangat licin dan berlumpur jika terjadi hujan bahkan genangan air  yang menutupi lubang mengakibatkan beberapa kendaraan bermotor harus terpeleset.

Para pengendara jika tidak ekstra hati-hati, pengendara bisa terjatuh, karena jalan berlubang. "Disaat musim penghujanpun, jalan ini sangat berbahaya, selain tergenang, jalan juga semakin licin dan berlumpur," ujarnya.

Sejauh ini, perbaikan jalan hanya dilakukan sekedar ditambal sulam saja, warga berharap agar ada perbaikan secara permanen secepatnya.

Jalan poros desa ini menjadi jalur alternatif utama bagi warga yang berada di Plumbungan dan sekitarnya, menuju akses desa Koripan dan desa Penanggungan ke kota Pati atau yang mengarah ke kecamatan Gabus. 

Kerusakan pada poros jalan desa itu bukan hanya menghambat perekonomian masyarakat namun membahayakan para pengendara pengguna jalan terutama roda dua.

Salah seorang masyarakat desa setempat saat melintasi jalan tersebut mengatakan, kondisi rusaknya jalan poros desa yang menghubungkan Gapura timur (desa Plumbungan) jalan utama Gabus - Pati ke arah Desa Koripan atau Desa Penanggungan Gabus sepanjang 500 m menuju desa merupakan akses utama perekonomian masyarakat setempat.

Sebab, aktivitas warga yang hendak menggarap sawah dan ladangnya atau yang pergi sekolah dan bekerja melalui jalur ini sangat mengeluhkan hal tersebut.

Akses jalan utama menuju desa dari Gapura timur desa sudah mulai rusak.

Jalan poros desa itu merupakan satu-satunya yang bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat sebagai jalan alternatif.

“Mulai dari Gapura timur masuk arah jalan poros ruas dari jalan kabupaten menuju Desa Koripan atau Penanggungan yang dipadati permukiman warga termasuk menuju desa Plumbungan mesti ekstra hati-hati karena banyaknya jalan yang berlubang cukup dalam.

Apalagi disaat musim penghujan seperti ini tidak sedikit yang terperosok,” kata warga akhir pekan lalu.

Hal senada juga diutarakan warga Desa Plumbungan lainnya,  menurutnya, “jalan poros desa yang menghubungkan dua desa itu pernah dibangun oleh PU.

Namun hingga saat ini belum pernah ada perbaikan, padahal akses jalan ini merupakan akses utama perekonomian masyarakat perdesaan.

“Saya prihatin, saat warga mau ke sawah dan ladang maupun yang pergi sekolah yang bekerja harus ekstra hati-hati melalui akses jalan ini. 

Ia menambahkan, pihaknya sudah mencoba mengoordinasikan ini dengan pihak desa tapi belum ditanggapi secara serius. “Saya berharap pemerintah bisa membantu keluhan warga terkait jalan ini,” keluhnya.

Sementara itu Kepala desa Plumbungan belum ada tanggapan  serius terkait parahnya kerusakan jalan poros desa yang menghubungkan dua desa tersebut.

Namun mengingat kemampuan anggaran desa yang terbatas, pihaknya hanya bisa membangun jalan lingkungan.

“Untuk membangun jalan poros desa itu membutuhkan biaya yang cukup besar hingga ratusan juta.

Pihak desa juga bukan tidak mengeluh dan tidak berusaha untuk mencari solusi untuk jalan poros desa itu. 

Kami sudah mengusulkan untuk rehab pembangunan jalan poros desa ke pihak pemerintah desa maupun kabupaten namun saat ini belum ada jawaban,” tutur warga setempat. ($.ucipto)