Parmusi Hadir di Kota Pati Membawa Solusi Bagi Para Petani

TH.Indonesia. Pati - Problem kehidupan petani Indonesia saat ini sangat banyak. Selain masalah tenaga kerja yang makin mahal, pupuk mahal dan sering langka dipasaran, penyakit tanaman juga makin banyak dan sulit dikendalikan juga masalah harga jual yang tdk seimbang dengan biaya produksi dan petani merugi, Minggu tgl (09/12/18).

Parmusi hadir membawa solusi bagi petani.

Akhirnya petani Jawa Tengah yang umumnya beragama Islam hidupnya tidak sejahtera secara lahir dan harus kerja keras mencukupi kebutuhan dan eksesnya batiniah (aqidah) menjadi kurang kuat.

Kesimpulan itu disampaikan oleh Anding Sukiman yang merupakan ketua Pengurus Wilayah Persaudaraan Muslimin Indonesia Jawa Tengah di salah satu rumah makan kota Pati kemarin.

Memperhatikan kondisi tersebut di atas Anding Sukiman yang juga penggiat pertanian organik ini berharap kehadiran Parmusi di Kabupaten Pati bisa menjadi mitra kerja Pemerintah Kabupaten Pati dan pihak-pihak penggiat pertanian di Pati khususnya para Petani di kabupaten Pati.

"Saya minta ijin kepada Pemerintah Kabupten Pati agar Persaudaraan Muslimin (Parmusi) bisa berdiri di Pati dan bersama memajukan sektor dakwah dan ekonomi di Kabupaten Bumi Mina Tani ini" tandasanya di hadapan para aktivis dan pengelola Radio yang hadir.

Menurut Anding Sukiman, Parmusi Jawa Tengah yang dimpinnya, adalah organisasi Massa yang resmi, dan terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM.

Aktivis pertanian yang juga Ketua Pengurus Wilayah Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) Jawa Tengah berharap gerakan Ormas yang dipimpinya bisa masuk ke pelosok penjuru tanah air dengan menitik beratkan pada dakwah dan ekonomi, sehingga mampu meningkatkan iman dan taqwa serta ekonomi dikalangan masyarakat khususnya petani meningkat.

Dengan peningkatan taraf hidup umat muslim diharapkan semakin kokoh nilai iman dan takwanya, sehingga tidak mudah tergoyahkan.

Menurut Anding Sukiman, pada tahun 2045 penduduk dunia diperkirakan akan menjapai 11 milyar jiwa dan mereka membutuhkan makan.

Yang menjadi masalah kebutuhan pangan dunia pada saat itu tergantung pada  Indonesia, Kongo, dan Brazil. Mengapa karena ketiga negara tersebut merupakan negara agraris.

Negara Indonesia akan menjadi tumpuhan / sumber pangan bangsa-bangsa di dunian, karena itu Anding Sukiman mengajak kader-kader Parmusi Kabupaten Pati untuk bersama bergerak menata diri dengan dakwah dan meningkatkan pengetahuan dibidang pertanian. 

Tantangan di sektor pertanian memang sangat berat, karena harga produk pertanian pangan dikendalikan penuh oleh pemerintah, sementara tenaga kerja, sarana produksi berupa bibit, pupuk, alsintan dll mengalami kenaikan terus menerus, akibatnya nilai tukar pertanian makin berkurang, padahal petani juga jarang mendapatkan bimbingan teknis pertanian.

Berawal dari keprihatinan kepada para petani yang mengalami kurangnya bimbingan teknis dari pihak terkait menjadikan Anding Sukiman asal Kabupaten Wonogiri ini tergerak untuk terjun langsung membimbing petani-petani melalui sentuhan sistem pertanian organik.

Hal tersebut didasarkan pada semangkin langkanya pupuk kimia di pasaran dan beban subsidi yang mencapai triliunan rupiah per tahunya, serta dampak buruk dari penggunaan pupuk kimia sejak adanya revolusi hijau sejak tahun 1976 hingga sekarang.

Salah satu dari dampak penggunaan pupuk kimia adalah semakin jenuhnya tanah dan menjadi hilangnya bakteri-bakteri sahabat petani yang dapat menyuburkan tanah sambung Anding Sukiman.

Melalui hadirnya Parmusi di Pati Anding Sukiman berharap dapat mempererat hubungan sesama muslim dan bangkit bersama melalui pengembangan dakwah dan memperkuat ekonomi masyarakat Muslim dalam bidang pertanian dengan sistem bionik.

Dalam waktu dekat masih sambung Anding Sukiman, pihaknya akan memperkenalkan sisten tanam padi menggunakan metode Salibu (Salin Ibu).

Dengan sitem ini petani hanya perlu melakukan satu kali penanaman untuk dipanen hingga 3 kali.

Sistem Salibu sudah banyak di uji coba ke beberapa wilayah se Jawa Tengah diantaranya di kabupaten Purwokerto.

Penggunaan pola tanam sistem Salibu petani dapat menghemat biaya tanam hingga lima juta rupiah per masa tanam per hektar. 

Sehingga dalam waktu satu tahun petani dapat menghemat biaya operasional hingga lima belas juta rupiah.

Selain itu sistem Salibu dapat mempersingkat masa tabam yang sebelumnya sekitar 105 hari dapat disingkat menjadi 75 hari.

Pupuk organik cair (POC) Megarhizo merupakan salah satu produk Anding Sukiman yang akan diperkenalkan kepada para petani di kabupaten Pati.

Pupuk dengan sejuta manfaat tersebut diharapkan mampu menjawab permasalahan yang dihadapi petani.

Dalam memperkenalkan Megarhizo pihaknya dalam waktu dekan akan bekerjasama dengan radio-radio yang ada di kabupaten Pati melalui program dialog interaktif yang berisi tentang keluhan petani dan jawabanya menggunakan POC tersebut.

Menutup acara wawancara bersama tim media Anding Sukiman menyampaikan harapan dengan hadirnya Parmusi di Pati ini supaya dapat lebih mempererat persaudaraan umat muslim dan memajukan pertanian khususya produk-produk unggulan kabulaten Pati seperti Pamelo Bageng dan Kelapa Kopyor.

Untuk itu pihaknya memohon iji  kepada pemerintah setempat agar dapat bekerjasama membangun pertanian dan yang paling penting adalah Parmusi meruupakan sahabat petani tanpa adanya muatan politik. (Andik)