Diskusi Tiga Pilar Bersama DPR RI Dan Para Petani Pati

TH.Indonesia. Pati - Sabtu tgl (27/01/18) dimulai pada jumat pukul 20.30 sampai 22.20 WIB di ruang lobby hotel safins telah berlangsung  diskusi dan ngopi bareng bersama DPR RI, Forkopinda dan petani dengan topik "Petaniku sayang, petaniku malang".

Diskusi bersama Gapoktan terkait impor dan harga anjlok saat panen. 

Hadir dalam kegiatan tersebut yang langsung dihadiri oleh anggota DPR RI Komisi IV bidang pertanian Drs. Firman Subagyo, Bupati Pati Haryanto SH MM MSi, Kasdim 0718 Pati Mayor Inf Solihin S.Ag MSi, Kabag Ops Polres Pati Kompol Sundoyo SH MH, kepala paguyuban petani padi oleh petani padi dan bawang merah oleh saudara Ramelan paguyuban petani padi.

Bahwa petani saat ini dalam posisi tidak enak, dimana banyak problem
harga beras saat ini terbilang stabil, namun kami khawatir dengan adanya rencana impor beras maka secara psikologis akan menurunkan nilai jual beras lokal.

Beras memang mahal di tingkat konsumen, namun disisi lain pada tingkat petani kenaikan harga tidak begitu dirasakan kalau bisa impor beras dibatalkan supaya tidak berimbas pada penjualan beras lokal.

Oleh Suparlan ketua Paguyuban petani bawang merah mengatakan bahwa pada intinya petani merasakan kerugian yang luar biasa karena turunnya harga bawang merah.

Kami selaku paguyuban petani bawang merah memperjuangkan nasib petani bawang merah, kami hanya minta agar harga bawang merah stabil diharapkan agar ada MOU antara pedagang dan petani sehingga di pasaran harga stabil biaya operasional dan perawatan bawang merah sangat tinggi.

Kalau harga stabil kami tentunya tidak akan melakukan aksi unjuk rasa atau demo, sebagai Ka Distanak Muchtar Efendi mengapresiasi dalam kegiatan dan tujuan tersebut.

Tahun 2015 akhir Kab. Pati mendapat prestasi ketahanan pangan dari Presiden Jokowi dari daftar BPS tersebut bahwa sekitar 200 ribuan ton beras dapat dihasilkan khusus untuk sentra petani bawang merah bahwa kami sangat memahami jika dihitung dengan harga produksi memang saat ini petani mengalami kerugian.

Saat ini harga di tingkat petani antara Rp.5000,- sampai dengan Rp.6000,- yang seharusnya ketika stabil harga berkisar Rp. 15.000,-.

Penurunan harga bawang merah bisa jadi karena adanya kelesuan pasar dimana pasar tidak bisa menyerap seluruh bawang merah petani, terlebih ada bantuan bawang merah dari pemerintah.

Pemerintah sudah berusaha membantu penyerapan bawang merah dengan menghimbau dan menekan PNS untuk membeli bawang merah dengan harga Rp. 15.000,-.

Bupati Pati H. Haryanto pada kesempatan pertama menyampaikan bahwa dari data BPS yang ada, diketahui bahwa luas lahan bawang merah semakin meningkat dan juga jumlah petani yang juga meningkat, sehingga bawang merah dipasaran mengalami kelebihan stok.

Disisi lain bulog juga bisa menampung bawang merah faktor lain juga adanya permainan para tengkulak karena di pasaran berada di kisaran belasan ribu kita akan melakukan komunikasi dengan kementerian pertanian dan perdagangan.

Kebijakan impor menurut saya hanya saja momennya tidak tepat karena bersamaan dengan panen raya di beberapa daerah.

Oleh DPR RI komisi IV Dapil III bidang Pertanian Dr Firman Subagyo menyampaikan tentang hal ini bahwa impor itu diperbolehkan, namun pemerintah harus memperhatikan regulasi yang ada impor boleh apabila stok pangan kurang mencukupi dan tidak bersamaan dengan panen raya seharusnya kita tidak perlu impor beras karena stok masih tercukupi.

Terkait impor saya menilai bahwa kurang dikomunikasikan kita sudah membentuk  satgas ketahanan pangan dengan melibatkan Disperindag, Polri dan TNI untuk melakukan operasi pasar.

Dengan meningkatnya jumlah penduduk, seluruh negara saat ini mengupayakan 2 hal yaitu ketahanan pangan dan ketersediaan sumber daya alam.

Dari TNI AD sendiri telah mendapat mandat langsung oleh Bapak mantan Panglima TNI pada waktu itu dijabat Jenderal TNI Gatot Nurmantiyo bersama Menteri Pertanian agar para Babinsa yang sebagai ujung tombaknya segala Informasi dari masyarakat wilayah nya jika para petani, baik itu petani padi, jagung dan kedelai jangan sungkan dan ragu untuk melaporkan diri bila ada bantuan pupuk bersubsidi dari pusat dimaikan oleh para oknum.

Kita akan tindak tegas sesuai hukum yang telah disepakati dalam rapat agenda MOU bidang Swasembada pangan dinegara kita ini.

TNI Dan Polri apalagi sudah mendapatkan perhatian dari Presiden RI Joko widodo agar pengawasan dan penyelidikan adanya panen para petani jangan sampai jatuh ditangan para tengkulak terutama gabah baik itu kering maupun gabah basah sampai halnya pupuk bersubsidi dari pusat betul - betul diawasi.

Dari Kodim Pati sendiri Adanya Terkaitan Hubungan Kekeluargaan Bersama warga petani, mantri tani, PPL sampai Dipertan sangat harmonis dengan tujuan agar apabila ada program dari pemerintah pusat menyalur sampai daerah minimal bisa teratasi dan cegah dini.

Contoh saja sudah satu bulan ini kegiatan panen raya padi antara TNI, Polri dan para petani juga jajaran Dispertan kab. Pati selalu bersinegritas semoga harapan kami Kabupaten Pati menjadi sentra komoditi penyuplai dan pengEkspor beras," ungkap Kasdim Mayor Inf Moch Sholikin S.Ag. MSi.

Kabag Ops Polres Pati  Kompol Sundoyo juga mengatakan dalam hal ini, terkait masalah beras dan bawang merah silahkan bila ada aksi unra dari petani untuk memperjuangkan nasib, namun dalam pelalsanaannya harus aman dan tertib saya juga petani dan saya tahu betul keluh kesah petani.

Kita dari Kepolisian melakukan operasi pangan dengan melibatkan stake holder dan melibatkan TNI dan Disperindag.

Satgas Pangan kita berdayakan agar mencegah permainan tengkulak, mulai dari satgas deteksi dari Sat Intel, satgas binluh dari Sat Binmas dan Satgas Tindak dari Sat Reskrim Polisi dalam hal ini membantu agar dalam pelaksanaan pengamanan, pencegahan dan penindakan. ($.tugi)