Ali Badrudin : Saridin adalah Sosok Ulama Besar, Syiar Islam Melalui Dakwah dan Perjuangan Beliau

THI. Pati - Perjuangan syiar islam oleh Saridin sedemikian rupa penuh dengan daya upaya sehingga sosok beliau lebih dikenal dengan Syech Djangkung, Kirab Luwur dan Nyadran dalam rangka haul Syeh Djangkung Landoh ke-382 yang diselenggarakan di area makam Syech Djangkung, Kayen Pati, Minggu tgl (05/02/23).

Ali Badrudin, S.E, perjuangan beliau Syech Djangkung dalam syiar islam patut menjadi suritauladhan.

Kirab luwur dan nyadran adalah makna mengenal perjuangan syiar sosok beliau Sariden atau Syech Djangkung.

Selain dihadiri Pj Bupati, acara tersebut juga diikuti oleh Ketua DPRD Kabupaten Pati Ali Badrudin, S.E, Kapolresta Pati, Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Camat Kayen. 

Ali Badrudin menyebut rangkaian peringatan Haul ini sebagai sarana yang tepat untuk dapat memaknai perjuangan Syeh Djangkung di masa lampau. Patut kita suritauladhani bahwa sosok beliau sangat luar biasa dalam mensyiarkan agama islam, hingga islam berkembang diwilayah landoh kayen saat ini.

"Tentunya momentum ini diharapkan bisa mengingatkan kita untuk senantiasa dapat mewarisi perjuangan yang sudah dilakukan oleh para pendahulu," ucap ketua DPRD Pati.

Ia menambahkan, kegiatan ini sekaligus menjadi momentum berharga untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang unggul dalam pendidikan, ulet, dan juga tetap menumbuhkan nilai-nilai adat-istiadat. Senantiasa kearifan lokal yang telah menjadi adat istiadat dan sejarah tempoe doeloe dapat menambah wawasan agar kedepannya bangsa ini mempunyai jatidiri sebagai anak bangsa yang cinta akan budayanya sendiri," terangnya.

Lebih lanjut Ali Badrudin menjelaskan bahwa acara ini merupakan perwujudan merawat adat istiadat, khususnya makam adat. Dan di kabupaten Pati sendiri terdapat 13 makam adat, salah satu di antaranya adalah makam Syeh Djangkung. 

"Telah disampaikan oleh Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan Surakarta bahwa kita di sini ada 13 makam adat yang nantinya saya berharap, ini dapat kita uri-uri bersama sebagai lambang sejarah, budaya, adat istiadat dan kearifan lokal yang harus kita lestarikan bersama," tutup Ali Badrudin. ($.cipto)