Paska TPA Gemulung Ditutup, DPD PEKAT IB Kembali Gelar Audiensi Dengan Pemkab Jepara

THI. Jepara - Paska penutupan TPA Gemulung permasalahan timbul terkait pengelolaan sampah yang ada di wilayah selatan kota jepara. Pemkab Jepara sampai saat ini belum memberikan solusi yang memudahkan para awak akut sampah yang saat ini mengeluh alternatif penggati TPA Gemulung berada di TPA Bandengan dirasakan sangat memberatkan.

Suatu hal yang diharapkan oleh warga masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat jepara dapat menikmati lingkungan yang bersih dan terbebas dari sampah.

Hadapan permasalahan sampah terkait sentralisasi tempat pembuangan akhir sampah (TPA) serta pemanfaatan dan pengolahan sampah yang tepat menjadi sebuah keharusan saat ini sehingga persoalaan tersebut dapat terselesaikan.

DPD PEKAT IB Jepara gelar Audiensi dengan Pemkab kabupaten Jepara.

Terkait hal menjadi perhatian ormas PEKAT IB (Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu) Jepara, menggelar audiensi dengan Pemkab Jepara yang dilaksanakan di Ruang Video Conference (Vicon) Kamis, 17/11/22. siang.

Audiensi PEKAT IB Jepara diterima oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), Lukito Sudi Asmara dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jepara Farikhah Elida. Keduanya mewakili Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta yang berhalangan hadir.

Diawal audiensi Priyo Hardono memaparkan kecewaanya atas kinerja dari Pemkab Jepara terkait pengelolaan sampah pada level di tingkat kecamatan khusunya wilayah selatan kota jepara. Pengelolaan angkut sampah di tingkat kecamatan dikeluhkan karena jauhnya jarak ke TPA.

"Paguyuban pengelola sampah warga desa di Kecamatan Pecangaan, Kalinyamatan, Welahan, Mayong dan Nalumsari,  mengeluhkan jauhnya jarak dan tingginya ongkos kirim ke TPA Bandengan".

Terkait hal tersebut sampai sekarang pemkab jepara tak kunjung merealisasi TPA pembantu yang dekat serta memudahkan para awak angkut sampah yang ada di empat kecamatan tersebut. Kalau persoalaannya terlalu lama menunggu dan tak kunjung terealisasi, maka paguyuban sampah menghendaki lebih baik untuk sementara TPA Gemulung di buka kembali.

"Mereka berharap TPA Gemulung dibuka kembali," ujar Priyo. 

Bagaimana tidak saat angkut sampah menuju TPA Bandengan yang jaraknya jauh tak jarang sampah sampah yang diangkut berceceran dijalan dan ini menjadi pemandangan yang buruk dan mengganggu kenyamanan pengguna jalan maupun masyarakat.

"Kabupaten Jepara saat ini sedang darurat sampah, karena banyak sampah berceceran di jalan-jalan, ini memprihatinkan kita semua," tuturnya. 

Menjawab hal tersebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jepara Farikhah Elida, melalui slide layar video conference memaparkan program kerja DLH Jepara, dalam penanganan permasalahan sampah di Jepara dan memberikan paparan program  kerja dari Kementerian Lingkungan Hidup terkait permasalahan sampah di kabupaten Jepara. 

Elida memberikan keterangan kalau saat ini TPA Bandengan dengan metode Sanitary Landfill dan TPA Gemulung adalah TPA Pendamping. 

"Setelah adanya survey ke desa Sengon Bugel dan existing TPA Bandengan dari Kementerian ESDM Pusat, Kementerian PUPR dan PT. Semen Gresik serta Konsultan Loan (dana hibah) dari Denmark, sudah meninjau lokasi.

Pemkab Jepara telah merencanakan inovasi penanganan sampah yang ada di jepara menjadi sebuah sumber energi listrik yang nanti dapat bermanfaat untuk masyarakat.

"Untuk rencana penanganan sampah menjadi energi listrik dengan anggaran 150M," papar Elida. 

Lanjut Elida, penangananan sampah baik itu di TPA Bandengan atau desa Sengon Bugel nanti akan bekerja sama dengan  PT. Semen Gresik Pabrik Rembang di tahun 2023 dengan mesin pembakaran 300 ton perhari untuk menyelesaikan permasalahan sampah di kabupaten Jepara," ujarnya. 

Elida melanjutkan, tentang alasan penutupan TPA Gemulung, karena adanya tuntutan masyarakat, kajian dan UU RI No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. 

Menyambung terkait pengelolaan sampah, Priyo Hardono ketua PEKAT IB Jepara memberikan sejumlah data di sejumlah wilayah dikabupaten jepara, dimana hal tersebut menjadi darurat untuk segera disikapi.

"Adanya penumpukan sampah di beberapa sungai, juga di lantai 2 Pasar Mayong," ujar Priyo. 

Elida menyampaikan kalau saat ini di musim penghujan Dinas LH Jepara, terkendala sarana prasarana dalam pengangkutan sampah dari berbagai wilayah di kabupaten Jepara. "Kemampuan angkut kami hanya 2 dump truk sehari," ungkapnya. 

Farikhah Elida, pada kesempatan ini berjanji kalau besok Jum'at (18/11), akan segera menindak lanjuti laporan PEKAT IB terkait penumpukan sampah diberbagai wilayah Kabupaten Jepara untuk segera diangkut dan dibersihkan. 

Terakhir Priyo Hardono berpesan kepada Kepala Bakesbangpol Jepara, Lukito Sudi Asmara agar menyampaikan pesan kepada Pj Bupati Jepara, segera membuka kembali TPA Gemulung. 

"Paguyuban sampah mohon agar Pj Bupati Jepara agar segera membuka TPA Gemulung," imbuh Priyo. 

PEKAT IB Jepara dalam seminggu akan memantau realisasi pembukaan kembali TPA Gemulung, apakah Pemkab peduli terkait permasalah pengelolaan sampah tersebut mengingat kondisi darurat .

"PEKAT IB Jepara akan terus mengawal permasalahan sampah, khususnya di wilayah selatan Jepara," tutupnya. (Aries)