Awan Mendung di Eks Komplek Lokalisasi Lorong Indah, Kini Merana dan Tinggal Kenangan

THI. Pati - Awan mendung dipagi hari disudut warung kopi sejenak sambil melepas penat untuk sekedar ngobrol, dulu (bletek) komplek yang cukup terkenal sebagai pelepas rindu para lelaki yang mencari hiburan malam, masih juga di kawasan kec. Margorejo Pati, jumat tgl (04/02/22).


Bunga mawar eks penghuni LI.



Dampak dari pergerakan tahun 98" cukup memberikan daya kekuatan reformasi hingga ke daerah daerah salah satunya kawasan lokalisasi bletek yang cukup dikenal di jalur pantura pati, dengan hiburan malam dan gairah nakal para penghuninya.



Setelah melalui kemelut warga yang gerah adanya komplek lokalisasi bletek, bergerak hingga terjadi demo yang cukup memorak porandakan kawasan bletek sendiri, yang akhirnya pada saat itu lokalisasi di pindah (relokasi) ke tengah tengah lahan persawahan (LI) oleh Bupati Tasiman saat itu.



Hampir dua dekade atau 22 tahun lebih LI yang semula satu dua petak rumah, yang terbuat dari bambu gedek menjelma menjadi sebuah industri bisnis esek esek, karaoke dengan menawarkan gadis gadis muda belia yang lebih mengairahkan dengan dandanan yang mengikuti tren saat ini.



Komplek lokalisasi terbesar di jalur pantura Pati menjadi minat para lelaki hidung belang dari segala punjuru, apalagi LI di tangan para GM sudah menjadi daya tarik tersendiri, gadis gadis pilihan yang masih muda dan ranum dari berbagai kota datang silih berganti setiap tahunnya adalah konsekwensi dari sebuah industri esek esek atau bisnis lendir.



Bisnis yang cukup mengiurkan dari para GM yang melihat peluang ini, Lorong Indah menjadi tempat favorit para muda, tua dan para ABG yang menyalurkan hasrat terpendam selama ini, bagai pacuan kuda yang terus di peras keringatnya siang malam dan dipacu dengan aroma wiskey, vodka, congyang juga musik dangdut is country sebagai penyemangat birahi dua anak manusia yang dimabok asmara hingga kelelahan hingga menuju puncak kenikmatan.



Kini hancurnya tembok komplek lokalisasi meninggalkan banyak kenangan yang tak tersisa, hanya gumpalan penyesalan yang tiada berguna, hanya tinggal puing puing batu yang berserakan bahwa kejayaan Lorong Indah (LI) sudah habis ditelan zaman, keruntuhan ini menjadi bukti bahwa tidak ada tempat lagi untuk berpacu (kemaksiatan) melepas hasrat muda gairah nakal gadis gadis belia para penghuni Lorong Indah yang banyak menawarkan aneka menu sensualitas yang ada.



Hari kamis tanggal 02 februari 2022 adalah hari bersejarah Pemda Pati yang berhasil merobohkan dominasi para penghuni LI yang sudah berdiri sejak tahun 1998 yang lalu.



Perlu penataan kembali atau dibiarkan saja sebagai tonggak sejarah (monumen) LI yang terkembang untuk di jadikan sarana publik atau pendidikan sebagai bekal kehidupan kedepannya, ataukah dibiarkan merana nasibnya.



Luka ini bagaikan sabetan pisau yang mengiris kulit, tentu pedih dan perih bukan menangis atau meratapi atap bangunan yang runtuh dan sudah ambruk rata dengan tanah, jika ini hanya satu satunya solusi untuk menghilangkan kemasiatan tersebut, adakah para gadis gadis muda ini sudah di berikan solusi terbaik dari Pemda Pati sebagai perwakilan pemerintah yang berkuasa saat ini aman nasib kedepannya.



Ataukah dibiarkan mati merana nasibnya tanpa upah pesangon, skill untuk hidup lebih layak dalam kehidupan sosial bermasyarakat, yang nantinya dapat hidup bertahan ditengah tengah kehidupan yang serba sulit ini.



Apakah pembongkaran ini sudah benar sesuai kaidah di mata para ulama, tanpa memikirkan akibatnya atau hanya kepuasan tersendiri para operator exlavator yang begitu perkasa tangan tangannya untuk menghancurkan bangunan eks Lorong Indah.



Sedangkan ratusan jiwa penghuni LI pun hanya pasrah akan menunggu nasibnya, jika ini di anggap dosa besar dan apa lacur, semuanya telah berproses sesuai ketentuan yang ada (perda) Bupati saat ini.


Eks LI yang rata dengan tanah, hanya tinggal kenangan.



Namun apalah daya kami hanya menawarkan kepuasan (birahi) sesaat, kami hanya orang kecil, jika ini di anggap dosa besar adakah manusia yang hidup tanpa dosa, kamipun beriman kami juga manusia yang butuh untuk hidup yang lebih layak, tapi kami hanya dianggap sampah kotor yang berserakan yang tiada layak oleh anda wahai para pemangku kebijakan, kami hanya minta solusi terbaik untuk hidup yang lebih baik untuk kami tentunya," ujar (mawar) salah satu penghuni eks LI. (Agung)