Dinas Pendidikan Wilayah IX Provinsi Jawa Barat Gelar Penguatan Kompetensi Wakil Kepala Sekolah Se-Kabupaten Indramayu

THI. Indramayu - Dalam rangka penguatan kompetensi wakil kepala sekolah jenjang SMA, SMK, SLB Negeri / Swasta cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX Provinsi Jawa Barat mengadakan Sosialisasi, hadir sebagai pembicara Asmadi, MPd (Korwas SMA) kab. Indramayu, Selasa tgl (30/11/21).


Asmadi, MPd Korwas SMA kab. Indramayu.



Acara yang bertajug Manajemen Asessmen Nasional adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program keseteraan jenjang dasar dan menengah. Diselenggarakan di aula SMA Negri 1 Indramayu dan dihadiri wakil kepala sekolah se-kabupaten Indramayu.



Asesmen Nasional (AN) adalah tes pengganti Ujian Nasional (UN). Jadi, pada 2021 ini, tak ada lagi Ujian Nasional dan diganti. Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia sesuai instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.


Asmadi, Mpd ( Korwas SMA ) mengatakan " Perubahan mendasar pada asesmen nasional adalah tidak lagi mengevaluasi capaian murid secara individu, tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil " tegasnya.


"Selain itu, Asesmen Nasional dirancang tidak hanya sebagai pengganti Ujian Nasional dan ujian sekolah berstandar nasional, namun sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan," ungkap Asmadi, Mpd.


Langkah ini disebut sebagai penanda perubahan terkait evaluasi pendidikan di Indonesia, berikut pembahasan tentang Asesmen Nasional. Tujuan Asesmen Nasional dan Aspek yang Diujikan ;


1. Tujuan Asesmen Nasional

Mendorong guru mengembangkan kompetensi kognitif yang mendasar sekaligus karakter murid secara utuh.

Menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid.

Memberi gambaran tentang karakteristik esensial sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut.


2. Aspek yang diujikan

Perubahan mendasar pada Asesmen Nasional adalah tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil. 

Asesmen Nasional terdiri dari tiga bagian, yakni ;

Asesmen kompetensi minimum, mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif, survei karakter, mngukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai (values) sebagai hasil belajar nonkognitif.

Survei lingkungan belajar, mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.


3. Perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional ;

Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama. Asesmen Nasional bertujuan untuk mengevaluasi mutu sistem pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional bertujuan untuk mengevaluasi capaian hasil belajar siswa secara individu.



Asesmen Nasional diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, dan pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta program kesetaraan. Sementara Ujian Nasional berlaku mulai jenjang pendidikan menengah pertama dan atas saja.



Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan sebagaimana Ujian Nasional, melainkan di tengah jenjang pendidikan, yaitu pada kelas 5, 8, 11. Hal ini dilakukan untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut perbaikan mutu pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan Asesmen Nasional. Jadi, bukan sekadar untuk mengetahui capaian hasil belajar siswa sebagai satu di antara syarat kelulusan.



Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode survei dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil secara acak dari setiap sekolah. Berbanding terbalik dengan Ujian Nasional, yang menggunakan metode sensus di mana semua siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.



Model soal Asesmen Nasional yang diberikan lebih bervariasi bukan sekadar pilihan ganda dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam Ujian Nasional.



Satu di antara komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah literasi membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di masyarakat. Sementara Ujian Nasional berbasis mata pelajaran yang memotret hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu. 



Metode penilaian Asesmen Nasional dan Ujian Nasional berbeda, meski keduanya berbasis komputer. Asesmen Nasional menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT). MSAT ialah metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif, di mana setiap siswa dapat melakukan tes sesuai level kompetensinya. (Edho).