Pupuk Menghilang dan Mahal, Petani di Kabupaten Jepara Limbung Gundah dan Merana

TH.Indonesia. Jepara - Kegundahan dan kekecewaan petani selalu muncul ketika tiba masa untuk pemupukan. Masalah kelangkaan pupuk dan harga yang diluar nalar mereka karena dijual diatas HET. Masalah pupuk sampai saat ini belum bisa diselesaikan oleh bangsa yang telah berusia 75 tahun.

Petani di berbagai daerah menjerit atas kelangkaan pupuk subsidi selama ini.

Kebijakan subsidi pupuk yang dijadikan sebagai solusi bagi petani belum menjadi solusi. Justru subsidi ini dinikmati Pabrik Pupuk dan para pedagang Pupuk. Pupuk tetap langka dan mahal.

Sebagaimana yang di sampaikan oleh Yadi petani Bandungharjo keling, mengeluhkan harga pupuk urea mencapai 150.000 per zak. Padahal HET ditetapkan Pemerintah 112.000. 

Bukan hanya petani Bandungharjo yang mengeluhkan hal ini. 

Darwoto petani asal desa Bucu menyampaikan hal yang sama petani didesanya harus merogoh kontongnya makin dalam untuk mendapatkan pupuk urea non subsidi yang mencapai 145.000 per Zak isi 25 kg.

Pramono Ketua KTNA Kontak Tani Nelayan Andalan kab. Jepara yang mendapatkan aduan tersebut menyayangkan kejadian ini yang terus berulang tanpa solusi.  

"KTNA Jepara secara aktif melakukan sosialisasi dan mendorong Petani untuk beralih kepada pertanian organik. 

Agar ketergantungan pada pupuk kimia bisa dihindari dan hasil pertanian lebih baik dan sehat. 

Sementara atas permintaan dari beberapa kelompok Petani anggota, KTNA Jepara dalam jangka pendek berupaya mencari jalur langsung ke pabrik produsen pupuk untuk pendapatkan pupuk non subsidi," ujar pramono, Selasa tgl (12/01/20)

Masih menurut Pramono mestinya Pemerintah mengalihkan langsung subsidi kepada petani tidak ke pabrik pupuk. 

Atau sekalian dicabut subsidi diganti dengan jaminan harga komoditi dan stop import produk pertanian yang bisa di produksi Petani dalam negeri.

Sedangkan sejak tahun 2015 hingga kini oleh Presiden Jokowi hampir setiap tahun disubsidi oleh pemerintah pusat (APBN) sebesar 33 trilyun, apa yang kita dapatkan selama ini tidak ada, beras masih impor dan hasilnya petani setiap tahun masih langka dan menjerit untuk mendapatkan pupuk secara murah di daerah daerah. ($.aris)