Kyai Selamet Sang Kebo Bule Yang Menjadi Peliharaan Keraton Surakarta

TH.Indonesia. Solo - Sebuah kisah yang menjadi cerita tutur dimasyarakat solo, alkisah nama kerbau peliharaan senopati mataram pada waktu itu sampai saat ini dapat kita temui di kandang keraton Surakarta Hadiningrat tepatnya di sebelah selatan kulon atau barat" ada kyai selamet kebo bule yang menjadi icon di kandang keraton, minggu 20 september pukul 11.30 WIB.

Dok/THI/Sucipto.

Adapun nama dari kerbau bule tersebut adalah MAHESOLAHUNG falsafah jawa mengandung arti yaitu MOHO KUWOSO KANG MOHO LUHUNG (Mahakuasa yang maha luhur) begitulah kiasannya," tutur sang juru kunci.

Selain berbulu keputih putihan  dalam sejarah Jawa Mataram kuno di beri nama mbah selamet maksutnya dari mbah selamet sendiri merupakan rekaman bukti sejarah besar dan berjasa bagi keamanan  keselamatan kemakmuran keraton berpengaruh "pada era panembahan senopati.

Juga tatkala terjadilah wabah, keadaan Mataram dilanda pageblug atau wabah musibah besar atas kehendak yang maha kuasa kerbau sepasang mbah selamet sama pasangannya memberi perlambang dalam bahasa Indonesia disebut petunjuk kepada sang seno pati kala itu sehinga Mataram jadi adem adem bagas waras selamet (sejuk tenteram kuwat sehat selamat dari wabah).

Tidak hanya itu saja makna dari Mahesolawong sendiri mengandung kalimat kiasan yaitu menyembahlah kepada dzat yang maha agung tidak lain adalah alat Alloh Subkhanallohhhh Wata'ala tutur dari yai amin salah satu abdi dalem keraton dari kabupaten pati yang saat dimintai keterangan pada saat berada di kandang kerbau bule mahesolawong atau mbah selamet." 

Juga bersamaan dengan itu pada hari minggu 20 september 2020 keturunan keluarga besar sultan Agung prabu hayokrokusumo melaksanakan kirab upacara peringatan haul sultan Mataram dengan di awali barisan drum band sebagai pengawal dengan iring iringan rombongan dari keluarga keraton Mataram surakarta hadiningrat.

Rombongan dari keraton dalem Agung menuju masjid agung keraton solo.

Kyai Selamet kebo bule yang menjadi historis yang unik saat ini.


Setiap rombongan membawakan sedekah berupa ayam ingkong pisang raja dan bubur asal mulane dumadi yang berwarna putih merah yang berarti merah adalah darah dan putih adalah banyu wiji atau cairan benih bayi yang mana bubur tersebut adalah daharan makanan kas  upacara yang kudu di sajikan agar supaya selalu mengingat kedua orang tua karena orang tua lah sebagai pelatara seorang anak terlahir didunia tutur gusti dah ayu wandan sari yang merupakan keturunan sultan Mataram.

Di sela sela acara haul berlangsung gusti dah ayu membacakan silsilah keturunannya juga acara berlangsung dengan hikmad dan ditutup dengan do'a bersama. ($.ucipto)