Sri Sumarni ; Perayaan Tradisi Grobog Boyong Sebagai Pelestarian Budaya

TH.Indonesia. Grobogan - Perayaan tradisi Boyong Grobog dalam rangkaian hari jadi Grobogan ke 293 di kelurahan Grobogan, Kecamatan Grobogan berlangsung meriah, masyarakat Kabupaten Grobogan,  menyaksikan prosesi Kirab Boyong Grobog, tradisi ini menceritakan proses perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Grobogan, Minggu (03/03/19). 

Napak tilas sejarah Grobog Boyong sebagai identitas keluhuran Budaya.

Kirab tersebut dihadiri oleh Bupati Grobogan, Sekda, FKPD, DPRD, seluruh jajaran Muspika Kecamatan Grobogan, dan kepala desa se-Kabupaten Grobogan dengan  mengenakan pakaian beskap jawa. 

Dalam acara  boyong grobog dipimpin langsung oleh Bupati Grobogan   yang dikuti oleh belasan kelompok seni reog, barongan, drum band dan puluhan peserta dengan kostum prajurit kerajaan.

Prosesi budaya ini menjadi hari ulang tahun kabupaten Grobogan ke 293, yang jatuh pada tanggal 3 Maret, yang digelar di sepanjang jalan Pangeran Puger, Kecamatan dan Kabupaten Grobogan, sehingga menarik perhatian masyarakat sekitar.  

Ribuan warga tumpah ruah memadati tepi   Jalan Raya Purwodadi-Pati. Prosesi kirab Boyong Grobog dimulai dari kantor Kelurahan Grobogan, Kecamatan Grobogan hingga ke pendapa kabupaten yang letaknya di Purwodadi.  

Dalam acara tersebut, dikirab pula sebuah grobog kuno dari kayu jati berukuran sekitar 1 x 1 meter. 

Perabot grobog ini dulunya dipakai menyimpan dokumen pemerintahan saat boyongan dari Kecamatan Grobogan ke Purwodadi. 

Grobog ini dinaikkan dalam dokar dan dikawal beberapa orang berpakaian layaknya prajurit zaman kerajaan.

Pada prosesi ini diceritakan  muasal  sejarah Kabupaten Grobogan pada masa Sunan Kalijaga. Grobog (kotak) yang berisi dengan senjata pusaka kerajaan dipindahkan dari Kecamatan Grobogan ke Kecamatan Purwodadi. 

Bersamaan dengan itu, ibu kota Kabupaten Grobogan pindah dari Kecamatan Grobogan ke Kecamatan Purwodadi saat ini.

Ketua panitia Boyong Grobog  saat dimintai keterangan mengatakan,” kirab ini bertujuan untuk menceritakan kembali asal mula perpindahan pusat pemerintahan yang terletak di Kecamatan Grobogan dipindah ke Kecamatan Purwodadi. 

Tradisi ini juga untuk menghargai jasa para pahlawan dan upaya melestarikan budaya daerah,”ujarnya kepada media.

”Kegiatan ini sebagai bentuk wujud uri-uri budaya daerah dan memberikan semangat gotong royong dari warga masyarakat,” ungkapnya.

Diceritakan pula, “bahwa grobog adalah asal mula terbentuknya kabupaten Grobogan. 

Dimana saat zaman kerajaan Majapahit yaitu tepatnya ada pasukan kerajaan yang diutus untuk mengirim senjata pusaka kerajaan dan dimasukan dalam kotak atau grobog. 

Rombongan tersebut kemudian bertemu dengan perampok dan mereka lari meninggalkan grobog.

Selanjutnya oleh Sunan Kalijaga, para perampok tersebut berhasil dikalahkan dan merebut kembali grobog. 

Kemudian tempat tertinggalnya grobog itu dinamakan Grobog atau Grobogan. 

Sementara itu, pada awal terbentuknya Kabupaten Grobogan hanya meliputi beberapa wilayah saja yaitu Sela, Teras, Karas, Wirosari, Santenan, Grobogan, dan beberapa daerah di Sukowati bagian Utara Bengawan Solo dengan adipati/ Bupati pertama adalah Pangeran Puger. 

Namun lambat laun, wilayah Kabupaten Grobogan kemudian ditetapkan menjadi seperti sekarang ini dengan jumlah 19 kecamatan.

”Pertama kali Grobogan dipimpin oleh Adipati Pangeran Puger, dari data yang ada Kabupaten Grobogan dengan ibu kota Grobogan pindah ke kota Purwodadi terjadi pada Tahun 1864,” terang dia.

Selain menceritakan perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Grobogan, kirab boyong grobog juga diikuti rombongan petani yang membawa 10 gunungan hasil pertanian dari masing-masing desa di Kecamatan Grobogan. 

Gunungan tersebut mengandung filosofi agar hasil pertanian masyarakat semakin melimpah dengan diadakannya sesembahan gunungan hasil pertanian, kemudian gunungan itu, diperebutkan oleh warga sekitar.

Bupati Grobogan Sri Sumarni mengatakan, acara ini merupakan peringatan hari jadi ke-293 Kabupaten Grobogan.  

"Saya mengucapkan selamat ulang tahun Grobogan ke 293, semoga lebih baik, bisa sejahtera secara utuh dan menyeluruh, mari kita bersama membangun Kabupaten Grobogan yang lebih bagus," kata bupati saat memberikan sambutan di lokasi acara.

Menurutnya, Boyong Grobog bermakna pindahnya pusat pemerintahan Kabupaten Grobogan ke wilayah Purwodadi, sebelumnya berada di Kelurahan Grobogan. 

"Makna Boyong Grobog pada sejarahnya, bahwa letak pemerintahan dulu di Kecamatan Grobogan, tepatnya di Kelurahan Grobogan, kini di Kelurahan Purwodadi," jelasnya.

Masih Bupati Grobogan  menceritakan,”boyong grobog adalah satu sejarah yang harus kita uri-uri. 

Dimana agar anak cucu kita nantinya bisa tahu tentang sejarah perpindahan pemerintahan Kabupaten Grobogan, yaitu dari Grobogan dipindah ke Purwodadi.
”Ini adalah kegiatan ke empat yang harus di uri-uri oleh warga masyarakat dalam rangka kegiatan Boyong Grobog. 

Mudah-mudah bisa kita tingkatkan agar nilai histori Kabupaten Grobogan tidak akan luntur,” kata Bupati.

Menurutnya, kegiatan Boyong Grobog sendiri perlu dilestarikan sebagai aset budaya daerah. 

Seperti daerah lain, seperti di Pati ada tradisi Meron, Solo ada Sekaten. Pihaknya mengatakan, “sebelumnya tradisi Boyong Grobog adalah inisiatif masyarakat. 

Kemudian setelah berjalan tiga tahun, kegiatan tersebut ditangani oleh panitia Kabupaten.

”Kedepan akan kita jadikan kegiatan ini sebagai rutin tahunan, dengan lebih menata lagi dan evaluasi agar lebih baik lagi untuk menarik wisatawan dari luar,” pungkasnya. ($.hodiqin)