Sosialisasi Advokasi dan KIE Dorong Kampung KB Beri Edukasi di Desa Sitirejo

TH.Indonesia. Pati - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI kembali menggelar kegiatan sosialisasi Advokasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).

Sosialisasi kampung kb di desa Sitirejo.

Sosialisasi digelar di lapangan olah raga Desa Sitirejo Kecamatan Tambakromo, Jawa Tengah, Rabu tgl (20/02) pukul 13.00 WIB.

Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Sekcam Tambakromo, dan diikuti oleh 250 masyarakat Desa Sitirejo dan perwakilan dari 18 desa lainya Se- Kecamatan Tambakromo.

Untuk membuka kegiatan sosialisasi oleh Camat Tambakromo Sudarto dan memberikan pesan bahwa,” kegiatan sosialisasi advokasi dan KIE yang dilakukan saat ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kegiatan kampung KB.

Selain itu, tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keluarga berencana serta mendorong masyarakat untuk mengikuti program KB.

Adapun jumlah peserta di lokasi ini sebanyak 250 orang.

Diharapkan peserta yang hadir bisa  mendengarkan pemaparan dari para narasumber yang memberikan materi soal pentingnya mengatur jarak kehamilan, mengatur jumlah kehamilan serta upaya untuk mendidik anak-anak agar menjadi generasi yang terbaik.

Sejumlah program Kampung KB di Desa Sitirejo itu cukup beragam, mulai dari program Bina Keluarga  Lansia (BKL), Bina Keluarga Remaja (BKR) serta Bina Keluarga  Balita (BKB). Menurutnya, semua  program KB disini cukup aktif, “ ujar camat.

Kepala Dinas P3AKB Propinsi Jawa Tengah dalam kesempatan itu mengajak masyarakat untuk secara aktif berpartisipasi dalam KB, terlebih ada banyak pilihan yang bisa diambil oleh masyarakat.

Untuk pria, ada dua jenis metode KB yang bisa dipilih yaitu menggunakan kondom dan MOP atau Metode Operasi Pria.
Sementara untuk perempuan, mereka bisa memilih lima jenis KB, mulai dari metode pil, suntik, implan, IUD atau spiral serta MOW (Metode Operasi Wanita).

Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, dalam sambutannya,” juga menekankan terkait pentingnya program KB bagi keluarga, karena dengan begitu, akan melahirkan generasi yang berkualitas. 

Karena saat ini program KB tidak saja untuk perempuan melainkan juga pria, sehingga setiap kehamilan bisa direncanakan.

Dengan perencanaan kehamilan maka setiap orang tua akan memberikan perawatan yang lebih sehingga melahirkan generasi yang diharapkan.

Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN berpesan agar masyarakat tidak menikah di usia dini.

“Harus diupayakan agar jangan sampai anak yang menikah di usia 18 tahun ke bawah, karena masih berstatus anak anak. 

Menikahlah minimal di usia 21 tahun. Kita jadikan nol menikah muda di desa ini.  

Masa ideal pernikahan yang sudah diatur yaitu 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, sehingga pernikahan dini harus dicegah.

“Sudah diatur, kalau usia pernikahan untuk perempuan itu 21 tahun dan laki-laki 25 tahun,” terangnya.

Masih Kepala BKKBN, “selain merencanakan kehamilan, para orang tua juga harus mengatur jarak kelahiran minimal tiga tahun.

Hal ini disebut sangat penting, agar anak bisa mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara lengkap yaitu selama dua tahun.

“Kalau jarak melahirkan tiga tahun, maka bisa memberikan ASI kepada anak dengan cukup,” jelasnya.

Selain itu, ia mengajak pasangan suami istri agar merencanakan kehamilan. Karena kehamilan yang terencana akan jauh lebih baik untuk keluarga. Mulai dari pemberian ASI yang optimal, hingga kesehatan ibu dan bayi yang terjaga.

Diterangkannya, dampak buruk dari pernikahan dini sangat banyak, salah satunya kesehatan reproduksi. Selain itu, bisa meningkatkan angka perceraian.

Berdasarkan data yang dimiliki, dalam waktu satu menit terjadi perceraian di Indonesia. Tidak itu saja, anak yang menikah usia dini tidak bisa melaksanakan delapan fungsi keluarga dengan baik.

Adapun fungsi keluarga tersebut beberapa diantaranya fungsi ekonomi, sosial budaya, perlindungan, agama dan lingkungan hidup.

”Kalau menikah dini, maka akan memberikan kontribusi bagi setiap menit ada perceraian di Indonesia,” tandasnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI M. Ali Gufron dalam arahannya mengatakan, “luas pulau yang menjadi tempat tinggal tidak pernah bertambah, sementara jumlah penduduk terus bertambah.

Karena itulah BKKBN mengatur jumlah pertumbuhan penduduk ini.“ Kita perlu Kampung KB.

Kampung KB ini bertugas memberikan penjelasan dan edukasi tentang pengaturan kelahiran dan lain sebagainya,” katanya.

Gufron juga mengajak para remaja untuk tidak menikah di usia dini. Karena dampak buruknya banyak dirasakan oleh masyarakat.

Misalnya anak remaja cenderung belum bisa mendidik anak. Dari segi kesehatan juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi.

Kenapa saya datang bersama BKKBN? karena ini tugas konstitusi saya. Saya tidak mau masyarakat tidak tahu bagaimana pengaturan pertumbuhan penduduk. Kita ingin kampung ini menjadi Kampung KB teladan,” harapnya.

Sementara itu, peserta yang mengikuti sosialisasi Advokasi dan KIE di Desa Sitirejo Tambakromo ini untuk mengendalikan jumlah penduduk.

Pengendalian jumlah penduduk ini sangat penting karena bisa menimbulkan persoalan baru misalnya angka pengangguran, pernikahan dini dan juga kemiskinan.

Pengendalian jumlah penduduk ini bisa dilakukan dengan mengatur jarak melahirkan dan mengikuti program KB.
 
Gufron, juga menekankan hal yang sama yaitu pernikahan dini harus dicegah. Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengawasi anak-anaknya. Sehingga tidak ada anak-anak yang putus sekolah karena menikah usia dini.

Para peserta diharapkan bisa menyampaikan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ini kepada orang lain, agar pernikahan ini bisa dicegah dengan bersama-sama.

Kita harus sampaikan kepada keluarga, tentangga dan teman-teman tentang pernikahan dini dan pengendalian penduduk,” pungkasnya.

Untuk memeriahkan kegiatan sosialisasi, panitia menyiapkan berbagai macam hadiah kepada para peserta. Adapun hadiah yang disiapkaan seperti oven, kaos, rice cooker, sepeda gunung dan beberapa hadiah menarik lainnya.

Sementara untuk kampung KB di Desa Sitirejo mendapatkan satu unit TV LCD.
Dalam kesempatan tersebut Gufron menyerahkan beberapa hadiah  untuk kelompok kerja kampung KB.

Di akhir acara, masyarakat dimanjakan dengan aneka doorprize barang-barang elektronik. Bagi peserta yang beruntung, mereka mendapatkan undian barang elektronik seperti magic jar, kipas angin, kompor gas, oven, rice cooker dan lainnya. (Ah.Mahbub)