Kurajut Cinta Memupuk Asa, Sunyi Dalam Kesendirianku

TH.Indonesia. Puisi - Ketika cinta dipertanyakan, ketika cinta dicari, mengapakah mata hatiku buta mengapa sulit melihat.

Sederhana itulah dirimu direnta usia senjamu.

Sedang cinta ada didepan mata, selalu mengiringiku, menemaniku, menggenggamku, memelukku.

Cinta itu ada pada air susu yang kuhisap kala aku sebagai makhluk bayi. Cinta itu ada pada gendongam tangan yang kuat saat aku menangis dan tertidur pun tertawa.

Cinta itu ada pada gandengan tangan dan pelukannya. Cinta itu ada pada kopi dan pisang yang hangat setiap pagi.

Dalam kegagalan ada senyuman dan aliran kata sejuk, dalam keputusan salahku ada beribu nasehat mengalir deras dari mu ibu.

Saat aku mengecewakanmu, tak pernah kau pergi dariku, engkau membawaku dalam hati, pikiran serta Do'amu.
    
Semua itu ada padamu Ibu Engkaulah cinta dalam diriku.

Dari sebentang hati yang aku tapaki
mestinya dini jalan berujung tak lagi
berpaling meniti seutas cinta sang Dewi Asmara, pun kuasaku tak juga pernah bisa meyakini, menyelingkuhi waktu seorang diri...

Malu merayumu dalam sedu sedan manja
namun tak juga, kunjung hatimu terketuk mengurai rahasia, tak tahu ataukah pura pura tak merasa...?

Pernah kuberkata ; bahwa hati terlalu malu tuk mengaku cinta, padahal telah lama jatuh, dalam diam yang bergelar.

Dulu, waktu kusapa tanpa tanya ? kau cuma bergumam. Kemarin, waktu kusembahkan senyuman manis, kau lantas berpaling... entahlah apa yang kau fikirkan tentang ku...

Aku berjalan tanpa rindu yang mendendam, terseok membayang luka dalam diam, mereka-reka harap, tak menghiba.

Hanya do'a yang kuserahkan kepada Mu.

Mengais-ngais mimpi, tak terbangun, lalu kini kupandang potretmu yang semu, kutatap penuh rinduku padamu.

  • Cuma itu sayang, tak jua kembalikan sosokmu padaku. ($.cipto)