JAS MERAH : Sejarah Berdirinya Forum Wartawan Pati di Kabupaten Pati

TH.Indonesia. Pati - Forum Wartawan Pati terbentuk dan berdiri sejak awal tahun 2016 lalu bersamaan runtuhnya ' Kerajaan Pokja' yang berkuasa berpuluh - puluh tahun lamanya di Kabupaten Pati, Jum'at tgl (25/05/18).

Forum Wartawan Pati dalam kegiatan PRES tour di Mojokerto - Malang Jawa Timur. 

Bermula dari kegelisahan dan kegundahan para wartawan mingguan, bulanan bahkan wartawan musiman yang 'terpinggirkan' dan tidak kopen serta dideskreditkan sebagai wartawan ecek - ecek, wartawan abal - abal, wartawan bodrek, wartawan gadungan, wartawan amplop yang menjual idealisme profesi demi sesuatu imbalan.

Maka atas inisiasi H. Tono dan kawan - kawan waktu itu (sdr. Raden Witjaksono alias Wiwit, Usman, Indro, Kunawi, dan Heru) memberanikan diri menghadap Kabag Humas Setda Pati M. Zein didampingi Agus Sunarko (saat itu)  untuk mengadukan nasib temen-temen wartawan yang belum mendapat perhatian dari Pemkab Pati.

Disampaikan kepada kabag humas bahwa masih banyak wartawan yang berada 'diluar sana' yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama, sehingga pada saat itu muncul istilah wartawan luar pagar dan dalam pagar.

Wartawan luar pagar merepresentasikan kelompok mingguan, bulanan dan musiman yang tidak kopen, sedangkan dalam pagar diintrepetasikan wartawan yang diopeni humas.

Belum ada solusi dari Humas Pemkab Pati, akhirnya H. Tono dan kawan-kawan mengadakan rapat pembentukan forum wartawan yang pada saat itu diselenggarakan di salah satu resto di Jalan A. Yani Pati dan dikukuhkan di kediaman H. Tono Gembong yang dihadiri Kabag Humas Pemkab Pati H. Rasiman dan Agus Sunarko serta Alman Eko Darmo dengan nama Forum Komunikasi Wartawan ' Ajipati' dengan anggota terdiri H. Tono, Aji Gunawan, Imam, Wiwit, Wiwik, Heru, Indro, Totok, Lukito, Usman, Agus Setya, Hery, Gito, Jojo, Bambang Basu Dewa, Wahyudi, Romy, Tugi, Nurhadi, Sucipto, Imam dan nama - nama lainnya, yang jumlah keseluruhannya mencapai 30-an anggota.

Dalam perkembangannya, Forum Komunikasi Wartawan 'Ajipati' banyak mewarnai dunia kewartawanan di Kabupaten Pati.

Disamping kegiatan rutin bidang jurnalistik, juga eksis mengadakan  kegiatan bulan Ramadhan dengan membentuk Posko Mudik Lebaran (2 kali)dan Gerak Jalan  HUT Kemerdekaan RI (2 kali) dan kegiatan bersama HPN.

Pada suatu kesempatan, H. Tono dan Usman menghadap Bupati Pati H. Haryanto untuk menyampaikan informasi keberadaan Forum Komunikasi Wartawan ''Ajipati' di bawah ketua H. Tono, oleh bupati, keberadaan 'Ajipati' diharapkan dapat turut serta memberi informasi kepada masyarakat terkait pembangunan Kabupaten Pati.

Pada era itu pula muncul kelompok wartawan lain yang keberadaannya hingga sekarang.

Menjelang Pilkada Pati 2017, Bupati Haryanto dalam suatu acara bersama wartawan bertempat di Pendopo Kabupaten Pati, berpesan dan menghimbau supaya wartawan tidak terkotak - kotak dalam berbagai kelompok dan meminta supaya hanya ada satu wadah yang dinamakan Wartawan Pati.

Dengan segala kearifan dan kebijaksanan mbah Alman dan H. Tono maka Pokja dan 'Ajipati' berfusi menjadi satu dengan nama Forum Wartawan Pati, dengan Ketua Alman Eko Darmo, Sekretaris Agus Setya/ Lukito dan Bendahara H. Tono.

Kelompok baru dengan nama Forum Wartawan Pati ini pernah pula mengadakan presstour ke Yogyakarta dengan dua bus termasuk kelompok lain tersebut.

Forum Wartawan Pati dalam kegiatan diskusi bersama. 

*FGD*
Terbentuknya Focus Group Discussion ( FGD ) adalah murni kegiatan Humas Pemkab Pati bersama wartawan untuk mengangkat isu - isu dan dinamika Kabupaten Pati.

Menurut Agus Sunarko waktu awal - awal pembentukannya, FGD sebagai bentuk 'cara' Humas Pemkab Pati dalam memberi 'perhatian' kepada wartawan dengan memberi 'upah' mengikuti FGD sesuai indek di Kabupaten Pati.

Karena sebelumnya, wartawan yang terdata oleh Humas Pemkab Pati pada setiap bulannya menerima uang 'transpor' dan kebijakan humas tersebut masih menurut Agus Sunarko, 'dipersalahkan' oleh Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) /  Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) karena dianggap tidak sesuai dengan tata kelola anggaran yang baik, sehingga dicari solusi yang ideal yaitu penyelenggaraan FGD hingga sekarang.

Walaupun kenyataannya, FGD hingga saat ini belum mampu mempersatukan Forum Komunikasi Wartawan Pati dan kelompok lain tersebut, terbukti masih adanya dua penyelenggaraan FGD. (U$man)










Nb : Tulisan ini tidak bermaksud menyinggung dan mendeskreditkan siapapun dan pihak manapun.