Kebhinekaan Dan Toleransi Sebagai Kekuatan Pemersatu Bangsa

TH.Indonesia. Padang - Kebhinekaan dan toleransi merupakan modal kekuatan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda tahun 1928, dengan kekuatan itu Indonesia bersatu dan merdeka hingga saat ini, sabtu tgl (25/11/17).

Seminar Kebangsaan Pemuda Muhammadiyah 

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Nasrul Abit ketika memberikan sambutan pada acara Seminar Nasional Kebhinekaan dan Toleransi Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Barat yang bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Budayaan Republik Indonesia, di Pangeran Cita Hotel.
Hadir dalam kesempatan itu Kadis Kebudayaan Prov. Sumbar, Taufik Effendi,  Ketua DPW Muhammaditah Syofwan Karim, Ketua Pemuda Muhammadiyah dan Utusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Wagub Nasrul Abit menyampai,  kebhinekaan merupakan keberagaman kita dalam masyarakat Indonesia,  berbeda etnis, suku, agama dan budaya yang bejejer dari Sabang sampai Merauke. 
Komitmen Sumpah Pemuda tahun 1928, sebagai kekuatan moril sebagai bangsa yang satu, yang diikuti oleh Yong Sumatera, Yong Jawa, Yong Selebes, Yong Ambon dan lain sebagainya yang menyatakan satu sikap dalam kebersatuan bangsa Indonesia. 

Jika ada yang masih mempertanyakan ini sesuatu yang mengingkari semangat bangsa yang telah ditetapkan para pendahulu " berbeda beda tapi tetap satu.
Kita memiliki 17.504 pulau, 1.340 suku dan 742 bahasa daerah, yang merupakan kebanggaan rakyat Indonesia yang merdeka dan bersatu padu dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Nasrul Abit.

Nasrul Abit juga menyampaikan semangat teloransi merupakan bahagian dari membangun rasa saling hormat menghormati, saling menghargai dan saling mengerti satu sama lain dalam menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Namun dalam keimanan dan kepercayaan kita mesti teguh dalam keyakinan diri,  Islam merupakan agama yang menyantuni semua orang. 

Jalankan ibadah sesuai ajaran Islam sepenuh hati, menjalankan ajaran agama merupakan hak azasi manusia.  Taat dengan Al Qur'an, perintah Allah mesti kita perlihatkan dengan kepribadian Islam yang kokoh, dengan prinsip-prinsip  yang benar.
Pemuda Muhammadiyah Sumatera Barat jangan jadi teroris, kita mesti berpikir dengan akal sehat dan jernih, tidak melakukan hal sembrono meninggal dalam perjuangan yang tidak jelas. 

Hidup bertoleransi suatu keharusan dalam negara Indonesia, tetapi tidak dalam kapasitas mencaci-maki dan merendahkan keyakinan orang lain. Toleransi dipakai dalam menjaga kebersatuan rakyat Indonesia, akan tetapi tidak dalam pelaksanaan ibadah dan keyakinan tetap dalam ajaran masing-masing yang saling dijaga bersama.

Sebagai umat beragama yang taat,  pemuda Muhammadiyah mesti yang pertama dalam menjaga kebhinekaan dan toleransi hidup berbangsa dan bernegara,  harap Nasrul Abit Dt. Malintang Panai. (Tim/THI)