Buang Buang Waktu & Tenaga, Seleksi Pengisian Pejabat tinggi Eselon II di Demak hanya Formalitas

THI. Demak - Tiga orang pejabat yang santer diisukan mendapat endorscement Bupati untuk menduduki pos jabatan pejabat tinggi pratama (Eselon II) lolos dalam hasil Seleksi Terbuka (Selter) dan kompetitif pengisian jabatan pejabat tinggi pratama.

Dok/THI/RED.

Hasil penelusuran oleh beberapa pihak di lingkup Pemkab Demak, sejumlah nama yang diisukan bakal menjadi kandidat kuat untuk menduduki pimpinan di beberapa organisasi perangkat daerah tersebut adalah Camat Wedung Mulyanto untuk menjabat Pimpinan di Dinas Lingkungan Hidup kemudian Agus Sukiyono untuk menjadi Kepala BPBD dan Yudi Santosa untuk menjadi Kepala BPKPAD.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BKPP Kabupaten Demak, tercatat bahwa sejumlah pejabat dengan level eselon III A dan III B (Camat, Sekdin dan Kabid) yang memenuhi persyaratan, ikut dalam proses Selter. Namun ada juga yang secara kepangkatan dan administrasi memenuhi syarat menyatakan enggan ikut dalam proses seleksi. Menurutnya hanya buang waktu tenaga dan pikiran.

Menurut dia, dalam menjalankan roda pemerintahan, seorang Bupati pasti punya pola dan sistem yang dianut untuk memfasilitasi ambisi dan keinginannya terkait bisnis, oligarki kekuasaan atau lainnya. Sehingga akan mencari pembantu yang bisa mendukung pola dan sistem yang dia anut. Level kompetensi seorang ASN menurut dia hanya sampai eselon III kalau mau naik eselon II harus pinter pendekatan, pinter cari muka dan pinter cari setoran.

Untuk Selter kali ini, terkesan hanya  dilaksanakan secara formalitas dan basa-basi saja, untuk mengakomodasi keinginan pihak pihak tertentu. Sebelum di buka pendaftaran, sudah muncul rumor nama nama yang di-endorse Bupati Demak Eistianah.

Menanggapi pengumuman hasil seleksi terbuka pengisian jabatan Eselon II Kabupaten Demak, Ketua FDB (Forum Demak Bersatu) M Rohmat menyatakan bahwa dirinya mengaku kecewa namun tetap mengapresiasi upaya yang dilakukan panitia seleksi dan para pihak terkait dalam mencari figur pejabat yang sesuai dengan harapan masyarakat melalui mekanisme Fit and Proper test tersebut.

Rohmat juga menyampaikan bahwa FDB sudah mendengar kasak kusuk mengenai Tiga nama yang diprediksi mendapatkan promosi jabatan Eselon II, yaitu Camat Wedung Mulyanto,, Sekretaris Satpol PP Agus Sukiyono dan Sekretaris BPKPAD Yudi Sentosa dari jaringan Forum Demak Bersatu yang tersebar di lapangan. 

Terkait rekam jejak, Rohmat juga menyayangkan sikap Pansel dan para pihak, yang seolah cenderung  mengabaikan Nota Rekam Jejak calon pejabat yang disampaikan masyarakat dalam proses seleksi tersebut.

"Seperti misalnya, publik tahu ada masalah korupsi dalam proses  pengadaan lahan TPA Berahan, tetapi kok ada pejabat wilayah itu yang bisa promosi. Meski tidak terlibat dalam kasus korupsinya, setidaknya harus ada catatan untuk itu. Namanya pejabat wilayah itu ibarat ada daun jatuh pun dia harus tahu. Angka Stunting harus tahu, angka putus sekolah harus tahu, angka pengangguran harus tahu, luas lahan pertanian harus tahu, demikian juga dengan aset pemda yang ada di wilayahnya, juga harus tahu.

"Nama nama yang lolos seleksi, kami sudah punya rekam jejaknya. Mekanisme seleksi sudah ada perbaikan dibanding era sebelumnya, namun kalau semua dilakukan sekedar formalitas dan Basa-basi belaka untuk menyiasati regulasi yang ada, ya percuma," ujar Rohmat.

Oleh karena itu Rohmat meminta kepada Bupati Demak, agar bisa bertindak secara obyektif dan profesional dengan melihat hasil Fit and Proper Tes sebagai acuan dalam memilih calon pembantunya.

"Indikator obyektifitas termudah ya pakai hasil nilai akumulasi  total dalam Selter. Percuma Pansel susah payah menjaring figur yang terbaik dari aspek kompetensi, gagasan dan lain sebagainya, kalau bukan yang terbaik yang dipakai Bupati. "Kan Mubazir namanya. Makanya saya minta proses Selter jangan hanya jadi ajang formalitas belaka untuk memfasilitasi keinginan pihak tertentu," tandasnya. 

Meski pemilihan pejabat adalah  kewenangan kepala daerah namun menurut Rohmat akan percuma dilakukan Selter kalau pada akhirnya faktor subyektifitas seperti Like and Dislike, kedekatan dan unsur pragmatis atau kepentingan sesaat yang jadi penentu. 

"Sangat mudah terbaca, tahun ini adalah tahun politik. Dimana akan dilaksanakan pilkada serentak, termasuk Demak, sehingga jangan sampai kepentingan pragmatis  lebih sering dikedepankan apalagi bila tujuannya hanya untuk mendukung hasrat politik demi ambisi kekuasaan semata, " pintanya. (Tim)