Banjir Air Dan Lumpur Dampak Pembangunan Yang Tidak Profesional

 

Banjir Air Dan Lumpur Dampak Pembangunan Yang Tidak Profesional
Akses jalan bugis - kopyah yang tergenang air bercampur lumpur

THI. Indramayu - Projek pengerjaan normalisasi sungai yang dikerjakan oleh PT. PP ( persero ) tbk salah satu perusahaan milik BUMN terlihat tidak profesional dengan pengerjaan projek yang tidak memperhatikan dampak dari pembangunan tersebut, padahal dana yang digelontorkan untuk projek tersebut hingga berjumlah ratusan miliar.

Masyarakat yang sering melewati wilayah pembangunan khususnya jalur Desa Kopyah kecamatan anjatan, kabupaten indramayu  menuju ke wilayah 4 Desa yaitu B2ms merasa tidak nyaman dikarenakan sering banjir dan jalanan menjadi licin akibat banyaknya air dan lumpur yang menggenangi jalan tersebut dan diperparah dengan tidak disertakan pembuatan pembuangan air, sehingga air hujan tidak bisa mengalir ke sungai. Selasa, (30/01/2024).

Ketinggian aliran sungai memang lebih tinggi dibandingkan jalan, akan tetapi apabila penanggung jawab projek tersebut lebih teliti dengan membuat pembuangan air dijalan kesungai ini akan mengurangi resiko banjir.

Seperti yang dikeluhkan salah satu warga desa bugis sebut saja Herman menyatakan " Saya tiap pagi melewati jalur bugis kopyah karena pekerjaan saya di wilayah patrol, banjir yang bercampur lumpur ini memang sudah ke-empat kalinya karena memang curah hujan deras sudah empat kali turun untuk di wilayah bugis dan sekitarnya, yang menjadi kekhawatiran kami ketika mengendarai kendaraan roda dua kami khawatir terpeleset karena jalanan licin " keluhnya.

" Ini semestinya juga menjadi perhatian untuk pemenang projek, seharusnya mereka juga memperhatikan keadaan lingkungan bukan hanya asal bangun terus mengabaikan dampak dari pembangunan " tambah herman.

Banjir Air Dan Lumpur Dampak Pembangunan Yang Tidak Profesional

Hal senada juga disampaikan oleh Bakhri warga salamdarma " Seharusnya disertakan pembuatan pembuangan air, cukup dengan dipasang pipa paralon berapa senti keq biar air sebagian bisa mengalir atau terbuang kesungai. Jangan disender rapat semua, jelas air gak bisa kemana - mana akibatnya ya begini banjir " Ketus bakhri dengan penuh kekesalan.

Sementara itu T. Heryanto, SH ( Kaperwil Jabar THI ) ketika mendapati dan menerima pelaporan masyarakat perihal jalanan yang tergenang air akibat pembangunan pemeliharaan sungai. Kaperwil (THI) Jabar segera menghubungi pihak kontraktor PT. PP ( persero ) tbk.

Melalui pesan singkat whatsapp, Didi ( Humas PT. PP ) menyatakan " Betul pak, saat ini air hujan genang karna irigasi sudah di tanggul, akan tetapi PP bekerja secara kopratif dan kontrol oleh konsultan. Maaf pak, di saat pengerjaan proyek  normalisasi pasti ada dampak dan kurang lebihnya. Kami dari PP tetap berupaya memberikan yg terbaik buat wilayah yg kami kerjakan " kata didi.

Masyarakat hanya berharap, semestinya pihak kontraktor sebelum mengerjakan projek. Terlebih dahulu memikirkan dampak dari pembangunan tersebut bukan hanya siap mengerjakan projeknya. Apalagi projek pemeliharaan saluran sungai tersebut dikerjakan oleh perusahaan BUMN yang seharusnya juga memikirkan akibat atau dampak tidak baik dari projek tersebut untuk masyarakatnya seperti apa. Kalau seperti ini, terkesan ketidak profesionalan kontraktor. (Dho).