Mahesolahung Kyai Selamet Falsafah Kebo Bule

TH.Indonesia. Solo - Adapun nama dari kerbau bule tersebut adalah MAHESOLAHUNG falsafah jawa mengandung arti yaitu MOHO KUWOSO KANG MOHO LUHUNG (mahakuasa yang maha luhur), Selasa tgl (22/09/20).

Kyai Selamet Kebo Bule. Dok/THI/sucipto.

Selain berbulu keputih putihan  dalam sejarah Jawa Mataram kuno di beri nama mbah selamet maksutee dari mbah selamet sendiri merupakan rekaman bukti sejarah besar dan berjasa bagi keamanan  keselamatan kemakmuran keraton berpengaruh "pada era panembahan seno pati terjadilah wabah, keadaan Mataram di landa pageblug atau wabah musibah besar atas kehendak yang maha kuasa kerbau sepasang mbah selamet sama pasangannya memberi perlambang dalam bahasa Indonesia disebut petunjuk kepada sang seno pati kala itu sehinga mataram jadi adem adem bagas waras selamet (sejuk tenteram kuwat sehat selamat dari wabah).

Kerbau betina adalah kerbau tertua dari kerbau yang ada merupakan  pasangan kerbau jantan" terlihat lembut dan pada saat awak media THI mengelus ngelus kepalanya mendadak kerbau tersebut menangis berukuran deras air mata kerbau tersebut mbah selamet menangis adapakah pertanda tersebut.

Tidak hanya itu saja makna dari Mahesolawong sendiri mengandung kalimat peasan yaitu menyembahlah kepada dzat yang maha agung tidak lain adalah alat alloh subkhanallohhhh wata'ala tutur dari yai amin salah satu abdi dalem keraton dari kabupaten Pati yang saat dimintai keterangan pada saat berada di kandang kerbau bule mahesolawong atau mbah selamet.

Pada hari minggu 20 september 2020 keturunan keluarga besar keturunan sultan agung prabu hayokrokusumo melaksanakan kirap upacara peringatan haul sultan mataram dengan di awali barisan drum band sebagai pengawal iring iringan rombongan dari keluarga keraton mataram surokarto hadiningrat.

Rombongan dari keraton dalem agung menuju masjid agung keraton solo.

Abdi dalem kasuhunan Surokarto Hadiningkrat.

Setiap rombongan membawakan sedekah berupa ayam ingkong pisang raja dan bubur asal mulane dumadi yang berwarna putih merah yang berarti merah adalah darah dan putih adalah banyu wiji atau cairan benih bayi yang mana bubur tersebut adalah daharan makanan kas upacara yang kudu di sajikan agar supaya selalu mengingat kedua orang tua karna orang tua lah sebagai pelantara seorang anak terlahir didunia," tutur gusti dah ayu wandan sari yang merupakan keturunan sultan mataram. ($.ucipto)