Geger Desa Plumbungan, Warga Demo Terkait Pengisian Perangkat Desa Yang Tidak Transparan

TH.Indonesia. Pati - Sabtu tgl (28/04/18), ujian tertulis pengisian perangkat desa Plumbungan yang sedianya berjalan lancar dan tenang berubah setelah pembacaan hasil ujian selesai. 

Geger demo warga desa Plumbungan,  pengisian perangkat desa yang tidak transparan. 

Kelompok warga dan masyarakat setempat menuduh ada kecurangan dalam bentuk pembocoran kunci jawaban kepada beberapa calon perangkat, dalam uji tertulis tersebut juga hadir Kapolsek Gabus AKP Sutoto dan juga Danramil Gabus Kapten Wasis selaku pengawas dari Muspika kecamatan Gabus.

Dalam proses pembacaan hasil ujian tes tertulis tersebut juga diwarnai teriakan dari warga  yang sudah tidak percaya dengan kejujuran dan netralitas panitia pengisian perangkat dan juga camat Gabus Dra Niken Safitri MM yang disinyalir ada main dengan ketua Panitia Subandi yang notabene suami dari kepala Desa Plumbungan sendiri.

Sahuri dan beberapa warga desa menuding bahwa camat Gabus Dra Niken Safitri MM, telah melakukan pembocoran kunci jawaban kepada beberapa calon perangkat, dan warga tidak puas dan menuding dalam proses tersebut terjadi deal money bagi calon yang diduga didukung oleh ketua panitia, warga menuntut agar diulang dengan pembuatan soal secara langsung dibalai desa Plumbungan.

Kecurigaan berawal ketika ketua panitia Subandi suami dari kades Plumbungan Jumiatun, dianggap cenderung mempermudah proses keponakannya (Ahmad Rojikin) yang juga ikut mendaftar sebagai calon perangkat Desa.

Sahuri juga pernah mendatangi camat Gabus Dra Niken Safitri MM agar terkait pengisian perangkat Desa ini lebih transparan jujur dan netralitas sebagai pengawas kecamatan dalam proses ujian tertulis sebelum proses ujian tertulis calon perangkat desa.

Dan Sahuri juga mengatakan bahwa camat akan bertindak jujur dan adil pungkasnya, namun alangkah naifnya lagi - lagi Camat Gabus tidak mengindahkan tuntutan warga dan masyarakat desa Plumbungan. 

Dengan pedenya Camat disinyalir memberikan kunci jawaban selama ini selama ada tes pengisian perangkat Desa di kecamatan Gabus, terbukti dengan dengan hasil yang cukup mutlak, permainan soal jawaban ini sebetulnya sudah cukup lama menjadi lahan bisnis Camat Dra Niken Savitri MM.

Dan pada saat warga yang tidak puas merangsek ke dalam balaidesa camat Dra Niken Safitri MM ketakutan ketika keluar dari balai desa diteriaki ratusan warga yang masih kecewa, tetapi camat tetap jalan terus menuju mobil dengan dikawal oleh kepolisian sektor Gabus dan meninggalkan kantor balai desa Plumbungan.

Masa yang belum bisa menerima hasil ujian tertulis tersebut, kemudian mereka mengikat kaos bergambar kades Plumbungan Jumiatun digapura balai desa Plumbungan. 

Sambil teriak jare bloko suto, gak neko-neko, ora ngapusi tur ora obral janji tapi ndi buktine. Sebelum kaos diikat ke Gapura kaos tersebut diinjak-injak oleh warga yang merasa kurang puas dengan hasil ujian tertulis tersebut.

Sahuri mantan kades juga menegaskan bahwa ujian ini harus diulang dengan soal ujian dibuat pada hari itu juga, namun tidak diindahkan oleh ketua Panitia, jika pelantikan tetap dilangsungkan maka akan mendatangkan masa yang lebih banyak lagi untuk menolak pelantikan tersebut.

Dan sangat di sayangkan Subandi yang notabene sebagai kepala sekolah SDN 01 Plumbungan sangat berambisi menjabat berbagai jabatan seperti ketua LPMD, ketua PPS, ketua pengisian perangkat Desa bahkan pembangunan sejak bergulirnya Dana Desa maupun ADD tidak pernah musyawarah dengan warga ataupun dengan tokoh-tokoh masyarakat desa.

Kaos yang bergambar foto Kades Jumiatun, di gantung di Gapura Balaidesa Plumbungan, pertanda matinya Demokrasi selama ini. 

Miris ada saja oknum yang masih bergentayangan ingin memperkaya diri selama istrinya menjabat sebagai kepala desa, tidaklah lebih selama pembangunan yang ada hanya dikuasai oleh sang suami Subandi dan kroni - kroninya.

Bapak Presiden Indonesia Ir. Joko Widodo yang terhormat tolong dengarkan suara rakyat kecil ini, masih adakah rasa keadilan untuk kami, rakyat kecil yang tertindas ini, " jerit Solekan salah satu tokoh pemuda Desa Plumbungan tersebut.  (RED/THI)